belukab.bnn.go.id, Atambua-Dalam sambutan dan pembukaan yang dilakukan oleh Kepala BNNK Belu oleh Apolinario Da Silva, SH maksud diadakan sosialisasi ini mengingat bahwa Narkoba di Indonesia semakin merajalela sehingga oleh bapak Presiden RI menghimbau bahwa Indonesia masuk dalam zona darurat Narkoba. Kabupaten Belu berada di daerah perbatasan Timor Leste, yang rawan sekali menjadi pintu masuknya Narkoba. Baik di jalur darat maupun dijalur laut.
Materi yang di bawakan oleh Apolinario Da Silva, selaku Kepala BNNK Belu mengenai arah kebijakan rehabilitasi berkelanjutan bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba. Dalam paparannya sebagai narasumber menyampaikan arah kebijakan BNN yaitu penanganan masalah Narkoba secara seimbang antara demand dan suply reduction, Mengembangkan upaya rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial bagi penyalahguna dan pecandu Narkoba secara holistic dan berkelanjutan, Ruang lingkup fasilitasi layanan kesehatan maupun fasilitasi layanan non kesehatan di Instansi yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat / Daerah termaksud lembaga rehabilitasi milik BNN, Balai Besar Rehabilitasi, Balai Rehabilitasi, Loka Rehabilitasi, Klinik Rehabilitasi, Klinik Rehabilitasi dan Komponen masyarakat.
Berikutnya materi Peran sebagai Rehabilitasi bagi Penyalahguna Napza yang dibawakan oleh Direktur RSK Marianum Halilulik (dr. Lau Fabianus) mengenai Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika sebagai tersangka, terdakwa atau narapidana dalam tindak pidana Narkotika semakin meningkat dan upaya pengobatan dan atau perawatannya belum dilakukan secara optimal dan terpadu, Dasar hukum, Peran serta masyarakat.
Kegiatan sosialisasi Program Rehabilitasi dan Pasca Rehabilitasi di Kabupaten Belu Tahun 2019 ini diharapkan kerjasama yang baik dari Dinas atau Instansi terkait untuk mendukung Program Rehabilitasi dan Pasca Rehabilitasi di Kabupaten Belu.
#Stop Narkoba#
